Sleman – Menurut Pergub DIY no 28 tahun 2021, yang dimaksud dengan Jaga Warga adalah upaya menjaga keamanan, ketentraman, ketertiban dan kesejahteraan serta menumbuhkan kembali nilai-nilai luhur yang ada di masyarakat.
Selain bertugas memberikan saran dan pertimbangan kepada RW dan Dukuh dalam urusan pemerintahan, pembangunan, dan kemasyarakatan serta melakukan koordinasi dengan pranata sosial masyarakat yang ada untuk meningkatkan partisipasi masyarakat, kelompok Jaga Warga mempunyai tugas membantu menyelesaikan Konflik Sosial yang terjadi di lingkungan masyarakat.
Karena pentingnya peran jaga warga itulah maka jika ada indikasi kenakalan remaja, teroris, ataupun konflik serta hal-hal yang tidak diinginkan dapat secepatnya bisa diketahui.
Hal tersebut yang disampaikan Bupati Sleman, Kustini Sri Purnomo pada acara Pengukuhan Jaga Warga Kalurahan Donoharjo Selasa (20/9/2023) di Aula Kalurahan Donoharjo, Kapanewon Ngaglik, Sleman.
“Saya minta jika ada masalah atau ada gerakan mencurigakan agar segera diselesaikan di wilayah masing-masing. Jika tidak bisa diselesaikan, minta bantuan Pak Lurah untuk menyelesaikan,” ungkap Kustini.
“Jogya itu istimewa, memiliki nilai-nilai luhur yang harus kita jaga bersama. Jogja juga memiliki tingkat kekeluargaan yang sangat tinggi, maka kita usahakan agar masalah yang terjadi dapat dilokalisir dan tidak perlu masuk ke Polsek,” pesan Kustini.
Sementara itu Lurah Donoharjo, Hadi Rintoko, menjelaskan bahwa pelantikan pengurus kelompok jaga warga dilaksanakan terhadap 13 Padukuhan.
“Pada tahun 2022 sudah dilantik kelompok jaga warga untuk Padukuhan Penen, Ngemplak dan Balong. Jadi sampai dengan malam ini sudah genap 16 padukuhan memiliki Kelompok Jaga Warga,” ujar Hadi.
“Amanah Pergub no 28 th 2021 dimaksudkan agar Kalurahan membantuk sebuah sistem sosial penambahan kekuatan dalam rangka menghadapi situasi kondisi masyarakat yang dinamis, bersama dengan Lembaga Kemasyarakatan Desa (LKD) lainnya,” imbuhnya.
Menurut Hadi, Jaga Warga memiliki peran besar dalam membantu sistem pemerintahan di masyarakat.
“Sebagai organisasi yang ada di tingkat Padukuhan, maka tentang dinamika sosial kultural di masyarakat akan lebih paham,” ujar Hadi lagi. (Endarwati/KIM Donoharjo)